RADARPAPUA - Ketika manusia mulai bertani ribuan tahun yang lalu, banyak yang tidak menyadari bahwa praktik pertanian telah dimulai jutaan tahun sebelumnya oleh makhluk lain. Menurut sebuah studi baru, koloni semut telah bercocok tanam jamur sejak asteroid menghantam bumi 66 juta tahun yang lalu. Peristiwa tersebut tidak hanya memicu kepunahan massal, tetapi juga menciptakan kondisi yang ideal bagi jamur untuk tumbuh. Semut inovatif memanfaatkan peluang ini, membangun kemitraan evolusi dengan jamur yang masih berlangsung hingga hari ini.
Studi yang diterbitkan pada 3 Oktober di jurnal Science ini menganalisis data genetik dari ratusan spesies semut dan jamur. Tim ilmuwan di Museum Nasional Sejarah Alam Smithsonian menyusun pohon evolusi yang menggambarkan bagaimana hubungan antara semut dan jamur berkembang. Menurut Ted Schultz, entomolog dan penulis utama makalah ini, "Semut telah mempraktikkan pertanian jauh lebih lama daripada keberadaan manusia. Kita mungkin bisa belajar dari kesuksesan pertanian semut selama 66 juta tahun terakhir."
Di Amerika dan Karibia, terdapat sekitar 250 spesies semut yang bercocok tanam jamur. Semut-semut ini dibagi menjadi empat sistem pertanian berdasarkan metode bercocok tanam mereka. Salah satu kelompok yang paling maju adalah semut pemotong daun, yang mengumpulkan potongan tumbuhan segar untuk memberi makan jamur mereka. Jamur ini kemudian menghasilkan makanan khusus yang disebut gongylidia, yang menjadi sumber energi bagi koloni besar semut.
Selama 35 tahun, Schultz dan timnya telah mempelajari hubungan antara semut dan jamur. Mereka mengumpulkan ribuan sampel genetik semut dan jamur dari kawasan tropis untuk memahami lebih dalam evolusi pertanian semut. Data genetik ini membantu ilmuwan menciptakan gambaran lengkap tentang bagaimana semut pertama kali mulai bercocok tanam jamur.
Hubungan antara semut dan jamur dimulai tepat setelah asteroid menghantam bumi pada akhir periode Kapur, yang mengakibatkan kepunahan massal. Dalam kondisi gelap tanpa sinar matahari, banyak tumbuhan mati, tetapi jamur tumbuh subur dengan memakan sisa-sisa tumbuhan yang mati. Saat itulah semut mulai memanfaatkan jamur sebagai sumber makanan, dan hubungan simbiotik antara semut dan jamur pun dimulai.
Namun, butuh 40 juta tahun lagi sebelum semut berhasil mengembangkan sistem pertanian tingkat tinggi. Perubahan iklim yang drastis 27 juta tahun lalu menciptakan habitat yang lebih kering di Amerika Selatan. Semut mulai memindahkan jamur mereka dari hutan tropis yang lembab ke habitat yang lebih kering, yang memaksa jamur tersebut bergantung sepenuhnya pada semut untuk bertahan hidup. Proses ini sangat mirip dengan cara manusia mendomestikasi tanaman.
Penelitian ini didukung oleh berbagai institusi ilmiah dan didanai oleh sejumlah organisasi, termasuk Yayasan Sains Nasional AS dan Smithsonian. Studi ini juga melibatkan para ilmuwan dari berbagai universitas dan lembaga penelitian internasional.(aj)