BORNEOGLOBE.COM - Sebuah studi terbaru oleh ilmuwan dari Smithsonian mengungkapkan bagaimana semut dan jamur mengembangkan hubungan pertanian yang unik setelah kepunahan massal 66 juta tahun yang lalu.
Momen dramatis ini, ketika asteroid menghantam Bumi, menandai awal dari banyak perubahan ekologi, termasuk munculnya pertanian pada spesies semut.
Kepunahan massal yang terjadi akibat tumbukan asteroid tersebut memusnahkan hampir semua dinosaurus, menyisakan banyak spesies dalam keadaan terpuruk.
Di tengah kegelapan ini, jamur mulai berkembang biak, menawarkan sumber daya baru bagi semut.
Peneliti Ted Schultz dari Museum Sejarah Alam Nasional Smithsonian, yang telah mempelajari semut pembudidaya jamur selama lebih dari 35 tahun, berfokus pada hubungan evolusi antara semut dan jamur.
Dengan menggunakan data genetik dari 276 spesies semut dan 475 spesies jamur, studi ini memperkirakan bahwa semut mulai membudidayakan jamur sekitar 66,65 juta tahun yang lalu, saat ekosistem Bumi berusaha pulih.
Penemuan ini menunjukkan bahwa dampak bencana dapat menjadi katalisator bagi evolusi dan inovasi.
Banyak spesies semut telah membangun hubungan simbiosis dengan jamur, di mana semut mengumpulkan dan menyebarkan spora jamur sebagai sumber makanan.
Penelitian menunjukkan bahwa semut awalnya membudidayakan jamur dengan cara yang sangat mendasar.
Namun, seiring waktu, beberapa spesies mengembangkan teknik pertanian yang lebih canggih.
Seperti semut pemotong daun yang membawa daun ke sarang untuk memberi makan jamur yang mereka tanam.