JAKARTA, AYOBANDUNG.COM -- Rata-rata 15% dari 210 juta penduduk Brasil telah memiliki antibodi Covid-19. Penemuan ini cukup mengejutkan para peneliti.
Melansir Republika.co.id, studi yang didukung oleh lembaga riset (FAPESP) dan Universitas Federal Sao Paulo Pemerintah Negara Bagian Sao Paulo ini dilakukan hingga akhir April 2021 ketika penularan virus corona meningkat.
Para peneliti di sana menemukan bahwa tingkat antibodi warga di seluruh Brasil sangat beragam. Misalnya 9,89% warga di Negara Bagian Ceara memiliki antibodi dan 31,4% di Amazonas.
Amazonas merupakan negara bagian yang mengalami wabah parah virus corona, bahkan memunculkan bentuk baru yang berkembang di Brasil yang dikenal sebagai varian P1.
"Perolehan ini menunjukkan bahwa terdapat banyak variasi spasial dalam epidemi. Kami memiliki sejumlah epidemi dan tidak cuma satu di Brasil," kata kepala studi, profesor Marcelo Burattini dari Unifesp, Kamis, 26 Mei 2021.
Keberadaan antibodi Covid-19 memperlihatkan bahwa seseorang kemungkinan terinfeksi virus di sejumlah titik dan juga mungkin menandakan bahwa orang tersebut memiliki beberapa imunitas. Studi itu menguji 120 ribu orang di 133 kota madya di seluruh Brasil antara 25 Januari-24 April.
Burattini mengatakan mayoritas warga belum divaksin lantaran pengujian dipusatkan antara Januari hingga pertengahan Februari, ketika program vaksinasi nasional baru saja dimulai.
"Kurang dari satu persen orang yang diuji mengatakan mereka telah menerima vaksin dan hampir tidak ada dari mereka yang mendapatkan vaksin kedua," kata dia.
Brasil menghadapi wabah terparah Covid-19 kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, dengan mencatatkan 450 ribu lebih kematian. Setelah berbulan-bulan meremehkan bahaya virus corona, Presiden Brasil Jair Bolsonaro menuai kecaman atas penanganannya terhadap pandemi dan peluncuran vaksin yang lamban serta tidak merata.
Kabar duka dari India
Sementara itu, kabar duka akibat Covid-19 datang dari Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk India, yang berkedudukan di New Delhi. Wakil Duta Besar Ferdy Nico Yohannes Piay meninggal dunia akibat terinfeksi covid-19.
Dilansir dari Suara.com, melalui akun Instagram resminya, KBRI New Delhi mengumumkan kepergian sang diplomat senior mereka tersebut.
"Keluarga Besar Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi berduka cita atas berpulangnya salah satu pimpinan terbaik kami, Bapak Ferdy Nico Yohannes Piay, Wakil Duta Besar Kedutaan Besar Republik Indonesia di New Delhi," tulis KBRI di akun @indonesiainnewdelhi, Rabu, 26 Mei 2021.
"Kepemimpinan, ketauladanan, dan kebaikan hati yang telah bapak curahkan selama mengemban tugas di India akan kami kenang selamanya," sambungnya.
Menyadur The Hindu, Wadubes RI untuk India Ferdie Piay jatuh sakit bulan April, setelah dinyatakan positif covid-19.
Ferdy lantas pulang ke Indonesia pada akhir April, dan menghembuskan napas terakhir Selasa (25/5/2021).
Menurut laporan media India, Ferdie Piay sedang memimpin kedutaan sembari menunggu proses penunjukan duta besar baru setelah masa jabatan Sidhartho R Suryodipuro berakhir.
Masa jabatan Piay bertepatan dengan gelombang pertama dan kedua pandemi covid-19 di India, yang telah merenggut nyawa ribuan nyawa.
Selama satu tahun terakhir, Ferdie Piay mengarahkan dialog terkait kerja sama vaksin RI dengan India.