Sudah 200 tahun berlalu sejak belut listrik menginspirasi penemuan baterai, namun baru diketahui sekarang bahwa hewan itu bisa berkoordinasi satu sama lain untuk "menyetrum" mangsa.
Para peneliti mendapatkan fakta itu saat melakukan kajian di wilayah Amazon. Mereka merekam kejadian ketika sejumlah belut listrik berkumpul mengeroyok mangsa, kemudian menyengatnya dengan setrum secara serempak.
Temuan tersebut telah dimuat jurnal ilmiah, Ecology and Evolution.
"Itu benar-benar luar biasa. Selama ini kami mengira mereka adalah hewan yang hidup menyendiri," kata salah seorang peneliti, Carlos David de Santana.
Douglas Bastos, dari Pusat Riset Nasional Amazon di Manaus, Brasil, merekam perilaku para belut listrik ketika mereka mengeroyok ikan kecil, yang disebut tetra. Ikan tersebut melayang ke atas permukaan air, lalu tiba-tiba tak bergerak lagi saat masuk ke air.
Dr de Santana, yang bekerja untuk Museum Sejarah Alam Smithsonian di Washington DC, Amerika Serikat, terpukau ketika dia melihat kejadian itu.
"Sewaktu kanak-kanak, saya mengunjungi kakek-nenek di Amazon dan mengumpulkan air di sungai. Saya telah mempelajari ikan listrik selama 20 tahun di kawasan itu, namun seumur hidup saya belum pernah melihat begitu banyak belut listrik berkumpul," paparnya kepada BBC.
Ekspedisi Dr de Santana ke kawasan terpencil Amazon telah mengungkap 85 spesies baru ikan listrik.
Dalam sebuah kajian baru-baru ini, dia dan rekan-rekannya menemukan bahwa sebenarnya ada tiga spesies belut listrik. Padahal selama 250 tahun khalayak meyakini hanya ada satu spesies belut listrik.
Dari ketiga spesies tersebut, fokus temuan mereka adalah spesies paling kuat—belut listrik Volta. Hewan itu mampu menghasilkan sengatan listrik bertegangan 860 volt—setruman terkuat yang dihasilkan hewan di dunia dan hampir empat kali lebih besar dari voltase listrik rumahan di Indonesia.
Satwa ini bisa bertumbuh hingga mencapai panjang dua meter dan hubungan kekerabatannya lebih dekat ke ikan lele ketimbang belut.
Belut listrik Volta ini punya organ tubuh listrik yang terbuat dari ribuan sel elektrolit. Sel-sel itu tersusun rapi seperti baterai. Ketika dipicu, sel-sel tersebu menghasilkan arus listrik yang mengalir secara singkat pada tubuh belut.
"Hewan-hewan ini unik. Mereka menggunakan sengatan listrik bervoltase tinggi untuk berburu dan kini [tampaknya] mereka juga bisa berburu secara berkelompok," kata Dr de Santana.
"Jika Anda melihat semua makhluk vertebrata, ada seitar 65.000 spesies dan kurang dari 100 di antaranya berburu secara berkelompok."
'Baterai biologis' yang dimiliki belut telah menginspirasi penemuan sumber energi bagi peranti implan medis, seperti pemacu detak jantung.
Temuan di Amazon, kata Dr de Santana, memperlihatkan betapa banyaknya yang harus dipelajari—tidak hanya terhadap spesies ini, tapi juga tentang Amazon dan keanekaragaman hayatinya.
"Habitat dan ekosistem belut listrik berada dalam tekanan kuat dari perubahan iklim, kebakaran, dan deforestasi," jelasnya.
Walau penghancuran masih berlangsung, kajian ini memberikan "contoh betapa banyaknya yang bekum kita ketahui—betapa banyaknya organisme yang riwayat hidupnya belum kita pahami."